ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
A.
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan berasal
dari dua kata, yaitu “ilmu” dan “pengetahuan” yang memiliki arti tersendiri.
Keseluruhannya telah lama dipersoalkan oleh ahli filsafat seperti Socrates,
Plato, dan Aristoteles dimana teori ilmu pengetahuan merupakan cabang atau
sistem filsafat. Oleh J.P Farrier dalam institutes of metaphiscs (1854),
pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut ”epistemologi”
(epistem=pengetahuan, logos=pembicaraan/ilmu).
Dari berbagai macam pandangan
diatas diperoleh teori-teori kebenaran pengetahuan:
· Teori yang bertitik tolah adanya hubungan dalil à teori ini menjelaskan
dimana pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai
hubungan dengan dalil yang terdahulu.
· Pengetahuan benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan.
· Pengetahuan benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang
mempunyai pengetahuan itu.
Banyaknya teori dan pendapat
tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan
mengalami kesulitan, walaupun dikalangan ilmuwan sudah ada keseragaman
pendapat, namun masih terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa membuat
kejelasan) dan Pleonasme/mubazir saja. Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan
objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi:
A.
Objek Material
Sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh
B. Objek Formal
Sudut pandangan yang mengarah
kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian
B.
TEKNOLOGI
Istilah teknologi berasal
dari kata techne dan logia. Kata yunani kuno techne berarti seni kerajinan.
Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti seseorang yang
memiliki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola,
langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Fenomena teknik pada masyarakat teknik, menurut Sastrapratedja (1980)
memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi
tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan
dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu
mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling
bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan
ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
C. KEMISKINAN
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan
pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang, tetapi tidak
berarti pada negara maju tidak ada orang yang miskin karena kemiskinan
merupakan masalah global.
Kemiskinan
bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu:
1.
Kemiskinan absolut
Kemiskinan
jenis ini berhubungan dengan garis
kemiskinan yang didefiniskan secara internasional/regional/nasional.
Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak
terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara.
Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai hidup dengan
pendapatan dibawah USD $1/hari.
2.
Kemiskinan relatif
Kemiskinan
relatif berhubungan dengan populasi terhadap distribusi pendapatan. Kemiskinan
jenis ini tidak berhubungan dengan garis
kemiskinan, tetapi bersumber dari perspektif masing-masing orang, yaitu karena
orang tersebut merasa miskin. Kemiskinan realatif bisa menimpa siapa saja. Satu
contoh, bila anda seorang pegawai
dengan pendapatan 5 juta perbulan misalnya, suatu hari anda mengetahui bahwa
rekan anda yang se-level dengan anda, memiliki pendapatan yang nilainya 3x
lipat dari anda. seketika anda merasa marah, geregetan. Pada kondisi tersebut
anda telah mengalami kemiskinan relatif.
Sedangkan
kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok,
yaitu :
Ø Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau
mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa
berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan
aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha
secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
Ø Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam.
Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan
sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang
lebih layak.
Ø Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural.
Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai
nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
Penyebab
kemiskinan kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
Ø Penyebab individual, atau patologis, yang
melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari
si miskin.
Ø Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan
dengan pendidikan keluarga.
Ø Penyebab sub-budaya (subcultural), yang
menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau
dijalankan dalam lingkungan sekitar.
Ø Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
Ø Penyebab struktural, yang memberikan alasan
bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Usaha memerangi kemiskinan salah satunya dapat dilakukan dengan cara
memberikan pekerjaan
yang memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan
cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri
sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga
lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bekerja dan merangsang berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
Tanggapan
utama terhadap kemiskinan adalah sebagai berikut:
§ Bantuan kemiskinan, atau membantu secara
langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari
masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
§ Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam
kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan
perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan
lain-lain.
§ Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan
bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera
menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih
mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau
keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Komentar
Posting Komentar